My Family

Dalam do'a, kuhaturkan segala harapan semoga bisa berjumpa dan berkumpul kembali dalam kebahagiaan hidup di akhirat nan abadi

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

06 Mei 2009

Pegang Tanganku

Ingin rasanya aku mengingat kembali saat-saat ayahku melepas jiwanya, direnggut takdir ke haribaan Ilahi Robbi. Ayahku sejak awal masuk RS Hasan Sadikin dalam keadaan tak sadarkan diri. Saat itu, aku mau mengganti pakaian "apa". Tiba-tiba ........

tangan ayahku memegang erat tanganku. Seakan-akan ia berkata, "Jangan lepaskan tanganmu. Tetap dekatlah pada diri "apa".
Memang, saat itu, aku sedang mendekap ayah dan berdo'a. "Allo_humma Robban na_s adzhibil ba'sa. Antas sya_fi. La syifa_a illa_ syifa_uka syifa_an la_ yugho_diru saqomaa".
Aku lepas tanganku sambil berkata, "Ke pa, nyandak acuk heula. Urang ganti" (Nanti dulu yah, mau ambil baju dulu. Ganti baju)
Tak lama dari kejadian itu, tiba-tiba mata ayahku yang sejak awal terpejam menjadi terbuka jelas. Saat itulah, aku teringat sabda Nabi SAW "Mata akan mengikuti ruh yang terlepas". Aku pun tak bisa meninggalkan dirinya sedetikpun. Adikku sedang tidur, maklum gantian jaga. Ibuku juga sama sedang tidur. Tapi karena ibuku berada di dekat ayah, akhirnya kubangunkan ibuku. Adikku tidur jauh dari kamar, malah tidurnya di luar ruangan. Sebenarnya, ingin rasanya aku membangunkan dulu adikku. Tapi karena aku khawatir tidak dapat "memperhatikan" isyarat terlepasnya nyawa, aku tak dapat hengkang begitu saja. Malah adik perempuanku yang tidur dekat ibuku saja, tak kuasa aku membangunkannya. Akhirnya, aku bersama ibu yang membimbing talqin "La_ Ila_ha illa Allo_h". Sambil menutup mata baik-baik. Aku tertegun, tak kuasa menahan rindu ngobrol dengan ayahku yang sebelumnya sering aku lakukan. "Inna_ lilla_h wa inna_ ilaihi ro_ji'u_n, allo_hummag firlahu_ warhamhu wa 'a_fihi wa'fu 'anhu.............".

05 Mei 2009

Sosok Ayahku

Hari ini, ku-teringat ayahku. Sosok ayah, yang aku panggil "apa", bagiku memang sangat "dekat" di hati. Dulu, sebelum beliau pulang ke rahmatullah, segala unek-unek bisa ku tumpahkan kepadanya. Kini, tak ada tempat bagiku yang dapat menggantikan peran ayahku itu.

Video

Langganan Artikel Gratis

Dengan mengisi data di sini, sobat akan menerima artikel-artikel baru dari kangyosep.blogspot.com

Masukkan alamat email sobat di sini:

Dipersembahkan oleh: LANGGANAN KAMI